Selasa, 10 Januari 2012

Kelinci Sebagai Hewan Hias

Istilah Kelinci (indonesia), rabbit (Inggris), atau arnab yang digunakan orang Arab atau Malaysia adalah bagian dari dunia satwa yang cukup mengundang ketertarikan setiap orang. Makhluk unik yang memiliki nilai manfaat mulai dari daging, bulu, feses dan air kencingnya ini terus berkembang dan mampu mengisi ruang publik pembicaraan dalam dunia peternakan kita.
Akhir-akhir ini fenomena kelinci hias sering muncul di berbagai media cetak dan televisi. Pemirsa di tanah air serasa mendapat pemandangan yang unik dengan peliharaan ini. Beberapa stasiun televisi maupun media cetak memandang sebagai sebuah fenomena hobi, bukan bisnis (peternakan). Para pemirsa televisi dibuat gemas oleh beragam jenis kelinci hias tersebut. Lucu, jinak dan benar-benar fenomena baru.
dsc03365.jpg

Kecenderungan ini wajar mengingat selama ini kita hanya tahu bahwa kelinci yang dipelihara masyarakat Indonesia jenisnya monoton dan hanya dipelihara untuk konsumsi daging. Memelihara kelinci, bagi para petani dilakukan sebagai peliharaan sambilan di samping memelihara kambing, domba atau sapi. Jenis kelinci yang selama ini dipelihara petani pun biasanya kelinci lokal yang tubuhnya kecil dan monoton bulunya.
Sekalipun pada dua tahun terakhir ini kelinci hias impor dari berbagai negara sudah mulai menggeliat namun tergolong sedikit dan hanya beredar di pulau jawa, terutama di kawasan Parongpong dan Lembang (Bandung), sebagian di Malang (Jawa Timur) dan beberapa kota lain. Tentu saja hal ini bisa dimaklumi karena selama ini pemikiran para petani masih cenderung tertutup dari informasi adanya kelinci import dari berbagai negeri asing. Memelihara kelinci hias sebenarnya sangat menyenangkan dan tidak gampang dibuat bosan. Semakin orang mendekat kepada makhuk aneh ini, seseorang akan semakin kecanduan dan menyayangi lebih dalam.
Sayangnya, sampai sekarang ini banyak orang yang ingin memelihara namun tidak mudah merealisasikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya; butuh kandang dan tempat khusus. Karena itu bagi mereka yang tidak punya pekarangan akan sedikit kesulitan untuk memelihara sang kelinci.
Kedua, butuh ketelatenan dalam mengurus dan memperhatikan makanan maupun kesehatan. Ketiga, belum banyaknya stok kelinci di setiap kota sehingga orang tidak mudah mendapatkannya. Sekadar untuk memelihara dalam jumlah terbatas, misalnya dua atau tiga ekor sebagai hewan hias di rumah, barangkali tip berikut ini bisa sedikit membantu.
Pemilihan kelinci
Yang pertama dilakukan adalah memilih jenis kelinci yang anda sukai. Anda bisa memilih jenis kelinci berbulu panjang seperti angora, lion, fuzzy lop. Sedangkan kelinci berbulu tebal tapi tidak panjang adalah jenis rex, satin, holand lop, flamish giant, new zealand. Sedangkan kelinci yang memiliki penampilan unik lain adalah jenis hotot dan dutch. Sampai sekarang di Indonesia ada sekitar 30 jenis dari 70 jenis kelinci yang ada di dunia. Namun banyaknya jenis ini sebagian memiliki akar keturunan yang hampir sama. Misalnya, dalam jenis hotot, ada hotot kecil dan hotot besar. Dalam jenis rex terdapat jenis-jenis rex lain semisal rex dulmation, rex mini, dll. Kelinci-kelinci di atas adalah hasil kreasi kawin silang di berbagai negara semenjak tahun 1850an hingga 1960an, di Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.

Kelinci sehat
Setelah Anda memastikan pilihan pada jenis, giliran saatnya memilih kelinci yang ‘baik’. Perlu diketahui, kelinci sedikit memiliki kelemahan dalam hal fisik, yakni gampang mati. Karena itu memilih kelinci sehat adalah langkah awal yang harus diperhatikan. Pertama, jangan membeli kelinci di bawah umur 1,5 bulan, apalagi jika dibawa perjalanan jauh melebihi 7 jam perjalanan darat. Masa menyusui kelinci antara 32-37 hari. Jika anakan kelinci dipisahkan dari induk di bawah umur tersebut dipastikan tubuhnya rentan penyakit dan gampang mati. Kalau tidak ingin berisiko maka belilah kelinci pada usia di atas 3 bulan dan pada saat menyusui mencapai 37 hari.
Pemilihan ini tidak mudah mengingat pedagang sering tidak jujur dengan mengatakan kelincinya sudah melewati masa sapih. Bagi pembeli yang belum paham umur kelinci akan mengalami kesulitan karena selisih umur kelinci dari 25 hari hingga 40 hari kadang sulit dideteksi. Dari sisi tubuh, terkadang ada yang kecil namun umurnya sudah cukup, sedangkan sebagian kelinci nampak besar namun umurnya masih dini. Karena itu pembeli haruslah selektif datang ke peternak langsung yang tertib memberikan kalender penanggalan hari lahirnya dan perawatannya baik.
Kandang
Sekadar untuk hobi, kandang sebaiknya dibuat dari besi dan pagar kawat. Kelinci adalah hewan penggerat di mana gigi-giginya akan tumbuh sepanjang usianya. Akibatnya mereka sering menggerat. Mengerat di besi akan lebih baik ketimbang menggerat kayu. Dengan kandang besi, gigitan kelinci tidak akan kuat merobohkan kayu. Kalaupun kandang besi tergolong mahal, sebaiknya memakai bambu yang baik. Luas kandang tidak boleh sempit. Minimal berdiameter 50×60 cm. Akan lebih bagus jika luasnya 60×70 cm agar kelak saat melahirkan kita tidak bingung menyediakan tempat untuk anak-anaknya. Kandang yang sempit bisa mengakibatkan stress dan kegerahan.
dsc03064.jpg
Kandang harus terang pada malam hari dan mendapat pasokan sinar matahari saat pagi hari. Hindari tikus dan hewan peliharaan seperti kucing dan anjing karena kelinci akan merasa tidak tenteram dengan ketiga hewan tersebut. Kandang harus selalu bersih dari sisa-sisa makanan dan kotoran. Usahakan setiap seminggu sekali dibersihkan dengan memakai obat anti bakteri. Bisa menggunakan anti bakteri yang digunakan untuk peternakan unggas. Kandang juga tidak boleh melompong saat malam hari karena akan membuat kelinci kedinginan (terutama di daerah dingin). Kelinci memang tahan pada suhu dingin, namun tidak tahan terserang angin malam. Jika angin besar, tutup kandang rapat-rapat.
Makanan dan minuman
Makanan pokok kelinci adalah rumput. Umbi-umbian, seperti ubi jalar, singkong dan sayuran, termasuk wortel adalah variasi makanan yang tidak boleh diabaikan. Karena rumput belum tentu kita dapatkan, maka sebaiknya menggunakan pelet khusus kelinci. Jika pelet kelinci susah didapat, berikan makanan pelet unggas (yang biasa disebut BR 1, BR 2 dll). Pelet unggas terbuat dari dedak, bijian, bekatul. Karena itu usahakan harus ada serat dari rumput dan sedikit sayuran segar, atau wortel sebagai makanan tambahan.
Pelet akan memudahkan kita karena bisa ditimbun dalam waktu yang relatif lama. Dengan begitu kita tidak usah bingung makanan pokoknya. Sayuran bisa kita dapatkan sambil belanja ke pasar. Minuman adalah hal yang primer bagi kelinci, apalagi saat kelinci kurang rumput dan sayuran. Jika ada yang mengatakan kelinci tidak butuh minuman karena kadar air pada sayuran dan rumput sudah cukup, ini sebenarnya menyesatkan. Air memang cukup, tapi setiap makhluk hidup memiliki rasa haus sehingga butuh air minum khusus. Minuman kelinci setiap hari cukup setengah gelas. Pada masa kehamilan biasanya minumnya akan lebih banyak.
dsc03175.jpg
Makanan dan kandang sangat menentukan kesehatan kelinci. Kelinci biasanya sangat rawan terserang penyakit mencret terutama di bawah umur 3 bulan. Mencret sering mengakibatkan kematian. Langkah penanganannya adalah dengan menyuntik (pada bagian paha) dengan obat mencret hewan. Obat untuk suntik ini bisa memakai obat yang biasa dipakai untuk menyuntik sapi, kambing atau unggas.
Kelinci sakit biasanya nafsu makannya menurun drastis. Karena itu perlu memberikan vitamin untuk menambah nafsu makan. Saat mencret, jauhkan makanan berkadar air seperti rumput, sayuran dan wortel. Ganti dengan hay (rumput kering) dan pelet saja. Memelihara kelinci memang sedikit membutuhkan ketelatenan dan ketekunan. Butuh kebiasaan yang baik untuk memperhatikan hewan. Dari situlah nanti kita akan sadar betapa pentingnya kesehatan manusia. Kita bisa belajar dari kelinci tentang banyak hal, mulai dari pola makan yang baik, kebersihan dan kesehatan. (Naskah ini pernah dimuat di majalah infovet edisi pebruari 2008)