Selasa, 14 Februari 2012

Cara mentukan jenis kelamin kelinci


Menentukan jenis kelamin kelinci adalah sangat penting terutama untuk para pemula yang baru saja memiliki kelinci dalam bentuk pasangan, pada saat kelinci masih kecil (Belum masa kawin) hal ini tentunya tidak menjadi masalah. Lain halnya jika kelinci anda mulai memasuki masa pubertas (di usia kira-kira 140 hari), kelinci tersebut bisa saling menciderai.
Untuk itu, agar bisa dideteksi lebih dini, ikuti langkah-langkah seperti dibawah ini :
1. Yang pertama-tama adalah membaringkan si Kelinci pada lengan kiri Anda. Yang paling penting adalah bahwa kelinci tersebut merasa nyaman dan tidak berontak. Lihat gambar
Posisi kepala ada pada telapak tangan
Posisi kepala ada pada telapak tangan
Ini adalah merupakan salah satu contoh membaringkan si Kelinci.






karena ada 2 cara lain yang bisa dilakukan, yakni dengan posisi mendekati siku  :
testfull
Posisi kepala pada siku
ataupun membaringkan si Kelinci pada pangkuan anda diantara 2 paha dengan kepala diapit oleh lutut dengan lembut. Fokus utamanya adalah bahwa Anda bisa melihat lubang sekresi kelinci tersebut.

2. Kemudian perhatikan bagian bawah kelinci yang berada di antara kedua kakinya dan bentangkan sedikit/tarik ekor dengan tangan kanan sampai anda bisa melihat 2 lubang sekresinya dengan dibantu sedikit tekanan pada bagian perut dengan tangan kiri.
two-hole
Anda bisa lihat bahwa ada dua lubang sekresi.  Satu lubang yang mendekati ekor adalah merupakan lubang anus (tempat pembuangan kotoran) dan lubang yang mendekati perut itulah yang merupakan alat kelaminnya yang akan di-check.
Bagaimana caranya?, Untuk kelinci laki-laki yang sudah berukuran dewasa mungkin sangat mudah karena seperti gambar diatas (gbr: Kepala pada siku) bahwa secara kasat mata kita telah bisa melihat testisnya (Maaf..kantung pelir) yang mengapit alat kelaminnya, tapi bagaimana dengan kelinci yang tidak kelihatan testisnya?
mari kita lanjutkan.
male_shaft










Dengan memberikan sedikit tekanan lebih pada kulit penis, maka batang penis akan terbuka dan menonjol. Saya yakin dengan melihat gambar diatas ini, para pembaca langsung bisa mengetahui  dan menerka bahwa alamat kelamin tersebut adalah kelamin JANTAN dan itu adalah benar.
Nah kalau gambar yang dibawah ini?
male_tube











BETINA?….. No no no no… ini juga kelamin dari kelinci jantan. Hal inilah yang kadang-kadang menyulitkan. Harap diperhatikan baik-baik, bahwa lingkaran lubang kelamin itu akan menyatu pada satu titik dimana pada titik tersebut memiliki bentuk yang lebih panjang. Hal ini yang akan membedakan dengan kelamin betina yang akan kita lihat seperti gambar dibawah.
girl21 girl31
Nah dari gambar ini bisa dilihat dengan jelas perbedaan dengan alat kelamin jantan bahwa pada daerah lingkarannya tidak ditemukan satu titik pertemuan, jadi memang membentuk lingkaran murni dan inilah yang dimaksud dengan Kelamin BETINA.

Rabu, 08 Februari 2012

Modernisasi Pemasaran Kelinci


Kurun waktu tiga tahun terakhir ini pembicaraan pemeliharaan kelinci, baik peternakan maupun hobies semakin meningkat. Peranan media rupanya mampu menarik perhatian masyarakat terhadap kelinci, makhluk unik yang memiliki kelebihan di banding hewan ternak lain itu. Peternakan kelinci di berbagai daerah semakin menggeliat. Bahkan peternakan kelinci di Lembang yang selama ini adem ayem, alias stagnan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya akhirnya harus menjadi sasaran pasar utama untuk pembibitan. Semua karena media. Melalui media, masyarakat berinteraksi dan kemudian banyak yang berminat memelihara kelinci impor skala rumahan.
Tetapi media mana yang menggerakkan hal ini?
Internet, sedangkan media cetak maupun televisi tidak begitu berperan. Melalui internetlah komunikasi dan publikasi itu kemudian menyebarkan gagasan yang berujung pada tindakan. “Rata-rata, orang jauh tahu peternakan saya setelah mendapat alamat saya dari internet,”kata Asep Sutisna, Raja Kelinci dari Lembang Bandung. Menurut Asep, beberapa kali media cetak dan televisi memang menayangkan liputan peternakannya. Tetapi televisi tak menggerakkan masyarakat dating karena tiada alamat lengkap. Sedangkan media cetak, terutama koran harian beritanya hanya bertahan sehari. Alias banyak orang yang luput membaca.
Hal senada juga diakui peternak Kelinci asal Blora, Wagiyo. “Ada banyak orang mencari kelinci ke saya. Katanya tahu alamat dari internet, padahal saya tidak tahu apa itu internet,”tutur pemilik kelinci pedaging itu. Setelah diusut, ternyata saudara Wagiyo yang di Semarang yang mempublikasikan peternakannya lewat internet. Dari situ kelinci Wagiyo pun laris. Saking larisnya sering kelabakan memenuhi permintaan, bahkan hanya mampu memenuhui 10 persen permintaan.
Pasar kelinci terus meningat. Peningkatan ini bukan semata karena kesenangan orang kota memburu satwa untuk piaraan hias, melainkan juga kebutuhan masyarakat mendapatkan induk kelinci impor jenis besar, terutama New Zealand, Flemish Giant dan English Spot. Dari hari ke hari grafik naik terus, dan mungkin tidak akan pernah turun sebelum pasokan kelinci memang banyak.
Anehnya, gejolak ini tak pernah direspon media cetak, minimal media cetak agribisnis dan peternakan. Padahal kalau mau berpikir pragmatis, sebuah media cetak yang rutin menyajikan ulasan kelinci dipastikan akan laris manis karena penggemar kelinci saat jumlahnya mencapai ribuan orang. Dari ribuan penggemar itu rata-rata membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang kiat ternak kelinci secara tepat dan baik. Ini bisa dilihat dari beberapa blog dan website. Ribuan calon peternak itu begitu serius belajar dari nol untuk memulai peternakan kelincinya. Tak heran jika buku-buku kelinci pun laris manis.
Jika sebuah media cetak peternakan atau agribisnis mengambil peluang pembaca dipastikan oplagnya akan naik, tentu jika setiap pemuatan itu sering dikabarkan melalui forum diskusi di millist kelinci, atau ditayangkan melalui situs tertentu. Akan lebih baik jika media-media tersebut memuat pembahasan khusus tentang kelinci supaya masyarakat hafal bahwa media tersebut layak dibeli karena mengulas masalah perkelincian.  Di luar internet, pangsa pembaca media cetak pada segmen kelinci sangat luas karena sebagian besar masyarakat kita belum terintegrasi dengan internet. Itu pasti.

Mitos dan Fakta dalam Kelinci



Maklumat Penyelamatan Kelinci
Kita menginginkan kehidupan kita dan kehidupan makhluk hidup yang lebih baik. Kelinci adalah hewan purba yang mesti diselamatkan dari kehidupan kita. Kita tidak ingin melihat manusia bahagia karena kelinci sementara kelinci sendiri teraniaya dan bahkan punah sia-sia.
Ada banyak penyebab kematian kelinci sehingga kelinci yang sekalipun secara alamiah memiliki kemampuan berpopulasi cepat dan banyak justru semakin langka.
Kematian disebabkan oleh konsumsi tidak terbukti merisaukan karena pada kenyataannya konsumsi kelinci sangat rendah dan jikalaupun konsumsi meningkat tidak akan menghabiskan sumber kelinci. Hal ini disebabkan kematian oleh konsumsi selalu diiringi oleh tingkat produksi pengelolaan secara baik. Dengan kata lain, kematian akibat penyembelihan untuk konsumsi akan selalu mempertimbangkan pengembangbiakan.
Ada banyak masalah dalam pemusnahan kelinci. Tetapi tulisan ini akan fokus pada kasus yang menonjol di Indonesia. Untuk menyelematkan kelinci mula-mula kita mesti memperhatikan beberapa hal ini.
Mitos-mitos kelinci
Mitos: Kelinci bisa tahan dari kematian sekalipun di bawa pergi jauh.
Fakta: terbukti banyak yang lebih mati ketimbang hidup. Kelinci indukan maupun anakan sangat rawan stress. Dan stress adalah masalah mendasar yang akan mengakibatkan pencernaan terganggu dan di situlah benih-benih penyakit muncul. Kelinci dengan pencernaan yang hanya mengandalkan usus (tanpa lambung) tidak bisa muntah. Kematian akibat stres sangat banyak. Kelinci dewasa yang dibawa kendaraan di atas 50 km mesti memperhatikan perawatan selama perjalanan. Tidak boleh ngebut, pakan harus terjamin dan tidak dalam kondisi cuaca panas atau dingin, atau terjadi perubahan cuaca mendadak. Ini sangat berbahaya. Sementara kelinci anakan sangat rawan kematian pada jarak 20 Km.
Mitos: kelinci tidak perlu air minum. Kelinci mati jika diberi air minum. Kelinci tak butuh minum karena sudah cukup mendapatkan minum dari kandungan rumput.
Fakta: setiap makhluk hidup butuh air minum. Kelinci adalah jenis herbivora yang tidak akan mencerna secara baik jika tidak didukung air minum. Rumput yang kandungan airnya mencapai 80 persen air tetap tidak cukup untuk menunjang kelancaran pencernaan, terlebih rumput kelinci harus dilayukan. Dalam kondisi layu kandungan air hanya berkisar 15-20 persen. Pencernaan sangat membutuhkan air, terutama air pegunungan yang masih steril dari kotoran. Air juga sumber energi untuk mentralisir bakteri buruk dalam pencernaan. Air memang mengandung bakteri, tetapi selama bakteri tersebut lancar dalam pencernaan kelinci akan selamat. Sedang tanpa air kemungkinan saluran pencernaan kelinci terkena Gastrointestinal (GI) sangat mudah terjadi. Produksi kencing juga membutuhkan air. Tanpa air minum air kencing akan menyedot gizi dari makanan. Ini bisa mengakibatkan ginjal. Kelinci tanpa air minum rata-rata miskin produksi dan mudah stres serta kemampuan daya tubuhnya menipis dan hanya mampu bertahan hidup di bawah 4 tahun.
Mitos: memegang kelinci yang paling tepat adalah telinganya.
Fakta: telinga berakar pada bagian kepala yang langsung terhubung ke syaraf. Kelinci bisa stress dan sakit gawat jika ditarik telinganya. Telinga kelinci adalah organ paling sensitif, bisa sakit jika diperlakukan kasar, tetapi sekalipun bisa membuat nikmat kelinci jika dielus-elus secara lembut. Jangan tarik telinga kelinci.
Mitos: kelinci cukup makan pelet tanpa rumput.
Fakta: sejauh ini, terutama di Indonesia, pelet khusus untuk kelinci dengan kandungan serat lebih 17 persen membuktikan tidak mencukupi pemenuhan serat-kasar. Banyak kasus kelinci makan bulu yang dipelihara orang-orang kota. Itu membuktikan pasokan serat dari rumput dan sayuran sangat miskin. Di Amerika Serikat maupun Eropa, Pemelihara kelinci tetap berusaha keras memberikan rumput asli sekalipun jaminan pakan berbentuk pelet sudah tergolong bagus. Hal ini karena mereka menyadari bagaimanapun juga makhluk hidup akan selalu nyaman dengan alam aslinya. Bahkan manusia pun sekarang semakin menyadari pentingnya keaslian. Tren makanan organic misalnya, adalah bukti natural dari sisi kehidupan alamiah. Kelinci tentu lebih bahagia jika diberikan pasokan serat melalui rumput dan sayuran asli. Pellet sebaiknya didudukkan sebagai pakan pokok pengganti akar dan umbi-umbian yang biasa dimakan kelinci di hutan.
Mitos: kelinci tidak bisa hidup dalam cuaca panas.
Fakta: di Afrika dan Timur Tengah dengan cuaca di atas 35 derajat Celsius bisa hidup. Masalah kematian bukan pada cuaca, tetapi serangkaian penyebab kompleks lainnya. Pergantian cuaca mendadak hanyalah mendorong salahsatu sebab buruknya kehidupan kelinci. Jika perubahan cuaca itu lebih dipengaruhi oleh musim kita bisa mengatasinya dengan rumah kelinci yang sejuk. Pergantian suhu disebabkan oleh perpindahan kelinci, misalnya dari pegunungan ke daratan rendah yang panas memang bisa menjadi pemicu dahaga dan stres. Karena itu kita harus memperhatikan perubahan ini. Kelinci tetap bisa berbenah diri dan beradaptasi dengan perbedaan suhu selama kita memperhatikannya secara baik. Suhu panas yang paling berpengaruh adalah pada libido kelinci. Di atas 30 derajat celsius kelinci lemah libido sehingga seringkali sulit kawin atau gagal kawin. Karena itu perkawinan sebaiknya pada jam dingin, antara jam 6-8 pagi, atau jam 6-8 malam.