Rabu, 12 September 2012

Usaha Budidaya Kelinci Pedaging



budidaya kelinci pedaging
Kelinci, hewan yang lucu serta banyak menjadi kesayangan terutama anak-anak karena sifatnya yang jinak dan lucu ini ternyata adalah hewan liar pada awalnya. Kelinci sudah mulai dikenal manusia sejak ribuan tahun lalu. Banyak catatan sejarah yang menjelaskan tentang hewan yang satu ini. Diantaranya adalah catatan bangsa Phoenician (3000 SM), dijelaskan ketika melintasi sebuah pantai mereka melihat binatang yang mirip Rock Hyrax (Hyrax Syiriacus) atau yang dalam bahasa Ibrani dikenal dengan nama Shaphan yang berarti nakal, licin. Shaphan inilah yang sekarang kita kenal sebagai kelinci. Kelinci dikenal karena dagingnya yang lebih sehat, lebih lembut teksturnya, lebih rendah lemak dan kolesterolnya dibandingkan daging sapi atau kambing. Bulunya-pun bermanfaat untuk bahan pembuatan pakaian dan atau asesoris lainnya. Menurut seorang peternak kelinci yang sudah merasakan lezatnya bisnis budidaya kelinci pedaging, Mu’tasim Fakkih, S.E, M.M, kebutuhan akan daging kelinci saat ini berada diatas angin yang artinya jauh lebih besar dari pasokan yang ada dan akan terus bertambah. Jadi, menurutnya usaha budidaya kelinci pedaging memiliki prospek yang bagus dan potensi bisnis yang besar.

Mengenal kelinci pedaging

Umumnya ada dua jenis kelinci yang kita kenal, yakni kelinci hias dan kelinci pedaging. Masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dalam penanganan peternakan dan bisnisnya. Kali ini kita akan coba mengupas potensi bisnis kelinci pedaging. Mengapa ? Menurut Mu’tassim Fakkih kebutuhan akan daging kelinci masih jauh diatas pasokan yang sehingga peluang bisnisnya-pun masih sangat besar. Kelinci pedaging umunya berasal dari jenis yang bertubuh besar, pertambahan berat badannya cepat dan memiliki kualitas daging bagus. Diantara kelinci yang umumnya diternakkan sebagai kelinci pedaging ialah jenis Flemish Giant dan New Zealand (atau yang biasa kita kenal dengan Trewelu Australi).

Persiapan kandang kelinci pedaging

Pemeliharaan kelinci pedaging tidak jauh berbeda dengan kelinci pada umunya. Bisa dengan diliarkan pada area tertentu atau dikandangkan. Namun, jika bertujuan untuk usaha ternak disarankan untuk menggunakan sistem kandang. Kandang yang digunakan ada beberapa macam. Kandang baterai untuk indukan dan kandang koloni untuk anakan yang lepas sapih. Kandang baterai bisa dibuat dengan ukuran 70 x 80 cm dengan tinggi 60 – 70 cm. Sedang kandang koloni bisa dibuat dengan ukuran 1 x 1 m dengan tinggi 30 – 40 cm. Kandang koloni ini hanya digunakan sebagai tempat pembesaran anakan kelinci lepas sapih sampai usia +- 3 bulan. Celah pada alas kandang dibuat dengan lebar 1 – 1,5 cm agar kotoran bisa jatuh ke bawah tapi juga tidak membahayakan kaki kelici pedaging dengan kejadian terjepit atau terperosok. Kandang bisa dibuat bertingkat namun usahakan tidak lebih dari 2 tingkat sebab kelinci adalah binatang yang takut pada ketinggian. 
Perkawinan kelinci pedaging
Kelinci yang hendak dikawinkan sebaiknya berusia diatas 6 atau 7 bulan. Cara mengawinkan adalah dengan membawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan. Waktu yang baik untuk mengawinkan kelinci adalah pagi hari pukul 6 hingga 8 atau malam hari pukul 7 sampai 9 malam. Setelah kelinci jantan mengawini kelinci betina biarkan istirahat dan beri minum, angkat kelinci betina. Waktu istirahat ini antara 15 – 30 menit. Setelah itu ulangi kembali proses perkawinan 2 – 3 kali. Tanda bahwa kelinci betina bunting (perkawinan sukses dilakukan) adalah selalu menjauh bila didekatkan kepada pejantan. Masa kehamilan kelinci +- 30 hari, dan termasuk hewan yang produktif serta subur. Dalam sekali melahirkan, induk kelinci bisa beranak hingga 12 ekor anakan. Anak kelinci akan menyusu pada induknya hingga umur +- 45 hari, setelah itu anak kelinci bisa dipisah ke kandang koloni hingga usia +- 3 atau 4 bulan. Induk kelinci diistirahatkan +- 15 hari selepas menyusui kemudian bisa dikawinkan kembali. Artinya dengan siklus seperti ini, kelinci bisa melahirkan 3 – 4 kali dalam setahun. Anakan yang sudah berumur 3 atau 4 bulan mulai ditempatkan dalam kandang baterai.
Makanan kelinci pedaging
Sedikit berbeda dengan kelinci hias yang pemberian pakannya bertujuan untuk kualitas pertumbuhan bulu yang bagus, maka pakan untuk kelinci pedaging bertujuan untuk pertumbuhan daging yang bagus. Pakan utama kelinci adalah rumput lapangan (kecil-kecil), bisa ditambah dengan pakan buatan pabrik / pelet kelinci, ampas tahu dan sayur-sayuran. Metode pemberian pakan bisa dilakukan 2 kali sehari, yakni pagi sekitar pukul 9 atau 10 berupa pakan pabrik / pelet atau ampas tahu dengan sedikit rumput atau sayuran dan sore hari menjelang malam berupa rumput dalam jumlah besar, mengingat kelinci adalah hewan nocturnal yang aktif pada malam hari. Air minum diberikan setiap saat, usahakan selalu tersedia. Untuk indukan yang sedang menyusui bisa diberikan tambahan daun pepaya satu lembar setiap harinya. Pemberian kangkung sebaiknya dihindari dan wortel boleh diberikan paling banyak 3 kali seminggu.
Penyakit pada kelinci pedaging
Satu hal yang menjadi momok bagi para peternak kelinci adalah penyakit. Kelinci dikenal sebagai hewan yang tidak tahan terhadap penyakit, artinya begitu terserang penyakit mudah mati. Berbagai penyakit yang biasa menyerang kelinci diantaranya; kudis, luka, jamur kulit, saraf, kanibal, cebol (pertumbuhan tidak normal) dan lain-lainnya. Tapi Mu’tassim Fakkih menyarankan agar para peternak tidak perlu takut, sebab sebenarnya penyakit-penyakit tersebut bisa di cegah dengan cara yang sederhana, yakni ; selalu menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang teratur. Untuk kelinci pedaging yang sudah terserang penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelinci lain sampai sembuh untuk mencegah penyebaran kemudian diberi obat. Kandang tempat kelinci yang sakit juga harus dibersihkan.
Perhitungan usaha budidaya kelinci pedaging
Usaha budidaya kelinci bisa dimulai dari skala kecil, menengah hingga besar. Dengan tingkat produktivitas dan kesuburan yang sangat tinggi, dari seekor indukan bisa menjadi 15 – 20 ekor selama setahun dengan asumsi anak hidup hingga dewasa 5 ekor dan melahirkan sebanyak 3 kali dalam setahun. Dengan tingkat harga daging kelinci yang sedikit lebih tinggi dibanding daging ayam kampung sekitar 27 ribu per kilogramnya, atau 17 ribu per kg berat hidup maka usaha budidaya kelinci pedaging sangat layak untuk dipertimbangkan menjadi pilihan ber wirausaha. Kelinci pedaging siap potong biasanya berusia diatas 6 bulan dengan berat badan rata-rata 4 kg. Harga indukan flemish giant saat ini berkisar +- 200 ribu per ekor. Maka dengan modal 5 juta rupiah sudah cukup untuk memulai usaha budidaya kelinci pedaging dengan rincian untuk membeli 8 ekor indukan, 2 ekor pejantan, pembuatan kandang serta biaya operasional selama +- 8 bulan. Dengan asumsi setelah 8 bulan kita sudah bisa mendapatkan income dari penjualan kelinci hasil ternak.
Satu resep dan rahasia dari Mu’tassim Fakkih adalah kemauan untuk belajar dan belajar. Untuk itu Mu’tassim Fakkih aktif dan terbuka memberikan pelatihan dan konsultasi bagi para peternak kelinci. Jika Anda tertarik untuk memulai ber wirausaha di bidang ternak kelinci pedaging tidak ada salahnya untuk membekali diri dengan pengetahuan tentang ternak kelinci terlebih dahulu. Selamat mencoba dan sukses.