Akhir-akhir ini fenomena kelinci hias sering muncul di berbagai media cetak dan televisi. Pemirsa di tanah air serasa mendapat pemandangan yang unik dengan peliharaan ini. Beberapa stasiun televisi maupun media cetak memandang sebagai sebuah fenomena hobi, bukan bisnis (peternakan). Para pemirsa televisi dibuat gemas oleh beragam jenis kelinci hias tersebut. Lucu, jinak dan benar-benar fenomena baru.
Kecenderungan ini wajar mengingat selama ini kita hanya tahu bahwa kelinci yang dipelihara masyarakat
Indonesia jenisnya monoton dan hanya dipelihara untuk konsumsi daging.
Memelihara kelinci, bagi para petani dilakukan sebagai peliharaan
sambilan di samping memelihara kambing, domba atau sapi. Jenis kelinci yang selama ini dipelihara petani pun biasanya kelinci lokal yang tubuhnya kecil dan monoton bulunya.
Sekalipun
pada dua tahun terakhir ini kelinci hias impor dari berbagai negara
sudah mulai menggeliat namun tergolong sedikit dan hanya beredar di
pulau jawa, terutama di kawasan Parongpong dan Lembang (Bandung),
sebagian di Malang (Jawa Timur) dan beberapa kota lain. Tentu saja hal
ini bisa dimaklumi karena selama ini pemikiran para petani masih
cenderung tertutup dari informasi adanya kelinci import dari berbagai
negeri asing. Memelihara kelinci hias sebenarnya sangat menyenangkan dan
tidak gampang dibuat bosan. Semakin orang mendekat kepada makhuk aneh
ini, seseorang akan semakin kecanduan dan menyayangi lebih dalam.
Sayangnya,
sampai sekarang ini banyak orang yang ingin memelihara namun tidak
mudah merealisasikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya; butuh kandang dan tempat khusus. Karena itu bagi mereka yang
tidak punya pekarangan akan sedikit kesulitan untuk memelihara sang
kelinci.
Kedua,
butuh ketelatenan dalam mengurus dan memperhatikan makanan maupun
kesehatan. Ketiga, belum banyaknya stok kelinci di setiap kota sehingga
orang tidak mudah mendapatkannya. Sekadar untuk memelihara dalam jumlah
terbatas, misalnya dua atau tiga ekor sebagai hewan hias di rumah,
barangkali tip berikut ini bisa sedikit membantu.
Pemilihan kelinci
Yang pertama dilakukan adalah memilih jenis kelinci yang anda sukai. Anda bisa memilih jenis kelinci berbulu panjang seperti angora, lion, fuzzy lop. Sedangkan kelinci berbulu tebal tapi tidak panjang adalah jenis rex, satin, holand lop, flamish giant, new zealand. Sedangkan kelinci yang memiliki penampilan unik lain adalah jenis hotot dan dutch. Sampai sekarang di Indonesia ada sekitar 30 jenis dari 70 jenis kelinci yang ada di dunia. Namun banyaknya jenis ini sebagian memiliki akar keturunan yang hampir sama. Misalnya, dalam jenis hotot, ada hotot kecil dan hotot besar. Dalam jenis rex terdapat jenis-jenis rex lain semisal rex dulmation, rex mini, dll. Kelinci-kelinci di atas adalah hasil kreasi kawin silang di berbagai negara semenjak tahun 1850an hingga 1960an, di Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.
Yang pertama dilakukan adalah memilih jenis kelinci yang anda sukai. Anda bisa memilih jenis kelinci berbulu panjang seperti angora, lion, fuzzy lop. Sedangkan kelinci berbulu tebal tapi tidak panjang adalah jenis rex, satin, holand lop, flamish giant, new zealand. Sedangkan kelinci yang memiliki penampilan unik lain adalah jenis hotot dan dutch. Sampai sekarang di Indonesia ada sekitar 30 jenis dari 70 jenis kelinci yang ada di dunia. Namun banyaknya jenis ini sebagian memiliki akar keturunan yang hampir sama. Misalnya, dalam jenis hotot, ada hotot kecil dan hotot besar. Dalam jenis rex terdapat jenis-jenis rex lain semisal rex dulmation, rex mini, dll. Kelinci-kelinci di atas adalah hasil kreasi kawin silang di berbagai negara semenjak tahun 1850an hingga 1960an, di Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.
Kelinci sehat
Setelah
Anda memastikan pilihan pada jenis, giliran saatnya memilih kelinci
yang ‘baik’. Perlu diketahui, kelinci sedikit memiliki kelemahan dalam
hal fisik, yakni gampang mati. Karena itu memilih kelinci sehat adalah
langkah awal yang harus diperhatikan. Pertama, jangan membeli kelinci di
bawah umur 1,5 bulan, apalagi jika dibawa perjalanan jauh melebihi 7
jam perjalanan darat. Masa menyusui kelinci antara 32-37 hari. Jika
anakan kelinci dipisahkan dari induk di bawah umur tersebut dipastikan
tubuhnya rentan penyakit dan gampang mati. Kalau tidak ingin berisiko
maka belilah kelinci pada usia di atas 3 bulan dan pada saat menyusui
mencapai 37 hari.
Pemilihan
ini tidak mudah mengingat pedagang sering tidak jujur dengan mengatakan
kelincinya sudah melewati masa sapih. Bagi pembeli yang belum paham
umur kelinci akan mengalami kesulitan karena selisih umur
kelinci dari 25 hari hingga 40 hari kadang sulit dideteksi. Dari sisi
tubuh, terkadang ada yang kecil namun umurnya sudah cukup, sedangkan
sebagian kelinci nampak besar namun umurnya masih dini. Karena itu
pembeli haruslah selektif datang ke peternak langsung yang tertib
memberikan kalender penanggalan hari lahirnya dan perawatannya baik.
Kandang
Sekadar
untuk hobi, kandang sebaiknya dibuat dari besi dan pagar kawat. Kelinci
adalah hewan penggerat di mana gigi-giginya akan tumbuh sepanjang
usianya. Akibatnya mereka sering menggerat. Mengerat di besi akan lebih
baik ketimbang menggerat kayu. Dengan kandang besi, gigitan kelinci
tidak akan kuat merobohkan kayu. Kalaupun kandang besi tergolong mahal,
sebaiknya memakai bambu yang baik. Luas kandang tidak boleh sempit. Minimal
berdiameter 50×60 cm. Akan lebih bagus jika luasnya 60×70 cm agar kelak
saat melahirkan kita tidak bingung menyediakan tempat untuk
anak-anaknya. Kandang yang sempit bisa mengakibatkan stress dan
kegerahan.
Kandang harus terang pada malam hari dan mendapat pasokan sinar matahari
saat pagi hari. Hindari tikus dan hewan peliharaan seperti kucing dan
anjing karena kelinci akan merasa tidak tenteram dengan ketiga hewan
tersebut. Kandang harus selalu bersih dari sisa-sisa makanan dan
kotoran. Usahakan setiap seminggu sekali dibersihkan dengan memakai obat
anti bakteri. Bisa menggunakan anti bakteri yang digunakan untuk
peternakan unggas. Kandang juga tidak boleh melompong saat malam hari
karena akan membuat kelinci kedinginan (terutama di daerah dingin).
Kelinci memang tahan pada suhu dingin, namun tidak tahan terserang angin
malam. Jika angin besar, tutup kandang rapat-rapat.
Makanan dan minuman
Makanan
pokok kelinci adalah rumput. Umbi-umbian, seperti ubi jalar, singkong
dan sayuran, termasuk wortel adalah variasi makanan yang tidak boleh
diabaikan. Karena rumput belum tentu kita dapatkan, maka sebaiknya
menggunakan pelet khusus kelinci. Jika pelet kelinci susah didapat,
berikan makanan pelet unggas (yang biasa disebut BR 1, BR 2 dll). Pelet
unggas terbuat dari dedak, bijian, bekatul. Karena itu usahakan harus
ada serat dari rumput dan sedikit sayuran segar, atau wortel sebagai
makanan tambahan.
Pelet
akan memudahkan kita karena bisa ditimbun dalam waktu yang relatif
lama. Dengan begitu kita tidak usah bingung makanan pokoknya. Sayuran
bisa kita dapatkan sambil belanja ke pasar. Minuman adalah
hal yang primer bagi kelinci, apalagi saat kelinci kurang rumput dan
sayuran. Jika ada yang mengatakan kelinci tidak butuh minuman karena
kadar air pada sayuran dan rumput sudah cukup, ini sebenarnya
menyesatkan. Air memang cukup, tapi setiap makhluk hidup memiliki rasa
haus sehingga butuh air minum khusus. Minuman kelinci setiap hari cukup
setengah gelas. Pada masa kehamilan biasanya minumnya akan lebih banyak.
Makanan dan
kandang sangat menentukan kesehatan kelinci. Kelinci biasanya sangat
rawan terserang penyakit mencret terutama di bawah umur 3 bulan. Mencret
sering mengakibatkan kematian. Langkah penanganannya adalah dengan
menyuntik (pada bagian paha) dengan obat mencret hewan. Obat untuk
suntik ini bisa memakai obat yang biasa dipakai untuk menyuntik sapi,
kambing atau unggas.
Kelinci
sakit biasanya nafsu makannya menurun drastis. Karena itu perlu
memberikan vitamin untuk menambah nafsu makan. Saat mencret, jauhkan
makanan berkadar air seperti rumput, sayuran dan wortel. Ganti dengan
hay (rumput kering) dan pelet saja. Memelihara kelinci
memang sedikit membutuhkan ketelatenan dan ketekunan. Butuh kebiasaan
yang baik untuk memperhatikan hewan. Dari situlah nanti kita akan sadar
betapa pentingnya kesehatan manusia. Kita bisa belajar dari kelinci
tentang banyak hal, mulai dari pola makan yang baik, kebersihan dan
kesehatan. (Naskah ini pernah dimuat di majalah infovet edisi pebruari 2008)